i love my life

i write to fight my short-memory-loss | my room for learning and sharing something new

“Lost” in Seoul

on 2 April 2013

Weekend lalu (Sabtu 30-03-2013 s/d Ahad 31-03-2013) alhamdulillah aku berkesempatan merasakan berada di ibukota Korea Selatan, Seoul. After almost 2 years here, this is my first time to go to one of the most hectic city in the world. Karena ada janji dengan seorang teman untuk menghadiri sebuah acara, aku bela-belain beli tiket KTX (baca di sini cara pembelian tiket KTX dengan menggunakan KR PASS) untuk ke Seoul. Qadarallah temanku tersebut mendadak menggelar akad nikah dan batal ikut pergi ke Seoul, jadi akhirnya selain first trip juga solo trip to Seoul, literally.

서울에 간다고~

서울에 간다고~

Baik T-money (kartu transportasi Seoul) maupun MyB (kartu transportasi Busan) sama-sama bisa dipakai di Seoul dan Busan. Bedanya, T-money tidak bisa diisi di Busan (hanya bisa dipakai), MyB tidak bisa diisi di Seoul (hanya bisa dipakai) ^^

Baik T-money (kartu transportasi Seoul) maupun MyB (kartu transportasi Busan) sama-sama bisa dipakai di Seoul dan Busan. Bedanya, T-money tidak bisa diisi di Busan (hanya bisa dipakai), MyB tidak bisa diisi di Seoul (hanya bisa dipakai) ^^

App Metroid ^^

App Metroid ^^

Dengan bismillah dan riset kecil-kecilan sebelum berangkat; which are download aplikasi Metroid di hape andro untuk petunjuk subway maps {thanks to uni Dian yang ngerekomendasiin app ini}, nanya-nanya ke teman Busan yang pernah ke Seoul pake kereta {thanks to Aziza & mbak Dini}, nanya-nanya ke teman Seoul yang nge-handle acara yang bakal aku datengin {thanks to Mirah & Widhi}, pinjem T-Money (semacam MyB kalo di Busan) buat kartu transportasi {thanks to Maste}; dengan pedenya aku berangkat sendirian dari Busan ke Seoul. Sampe kata seorang teman, “Kalo kamu diculik gimana?” yang maksudnya adalah tumben kok aku berani banget pergi sendiri.

Seoul station

Seoul station

Makan siang pake nasi kotak di Chungmuro. Diliatin orang-orang gitu deh, sambil mbatin kali kok ada cewek cantik makan nasi kotak di subway :p

Makan siang pake nasi kotak di Chungmuro. Diliatin orang-orang gitu deh, sambil mbatin kali kok ada cewek berkerudung makan nasi kotak di subway :p

Alhamdulillah dengan selamat aku sampe di Seoul jam 12:45. Berhubung sudah melewati jam makan siang tetapi di Seoul yog tidak ada tempat duduk, akhirnya pas transfer subway di Chungmuro aku baru makan nasi kotak yang dimasakin mbak Dini. Setelah itu, ketemuan sama Mirah dan lanjut ke caffee Oui tempat acara Coffee Table Discussion.

Setelah selesai dari sana, perjalanan kulanjutkan ke rumah mbak Nonny. Alhamdulillah silaturahim ke rumah mbak Nonny seru pisan, seneng banget bisa main sama anak-anak beliau; Nanda, Syamil, Salim. Sayangnya kami tidak sempat berfoto karena sibuk main; bisa dibilang non-stop sih mainnya, kecuali pas sholat. Nanda dan Syamil sampe nangis waktu aku pamitan, tante juga sedih euy sebenarnya. Semoga lain kali bisa bersua lagi ya :’)

Jam 9 kurang, alhamdulillah uni Dian menjemput aku di rumah mbak Nonny. Aku yang awalnya berniat numpang tidur di tempat Mirah diajak tidur di tempat uni Dian. Jadinya gantian deh mainnya sama ketiga anak beliau; Ghazi, Ghania, Ghaisan. Si tengah Ghania ini paling bisaan sama orang walaupun baru kenal, jadi langsung lengket deh sama aku.

Main gate Donguk University

Main gate Donguk University

Ahad paginya, setelah masak bareng uni Dian aku berangkat ke Dongguk University tempat acara Entrepreneurship Seminar 2013 yang dipersembahkan oleh Divisi Kewirausahaan Perpika untuk WNI (terutama TKI/TKW) di Korea. Rekaman acaranya bisa dilihat di sini ya. Pembicara yang dihadirkan dan materi yang disampaikan keren abis deh.

The 50-step stairs of Donguk University

The 50-step stairs of Dongguk University

Mungkin ada pembaca yang nanya, “Sampe detik ini kayaknya aku belum nemu cerita tersesatnya nelly deh”. Tenang, sabar.. Ini sekarang baru mau dimulai cerita nyasarnya 😀

Seoul subway map

Seoul subway map

Pertama, coba liat subway map Seoul di atas deh (bandingkan sama map humetro Busan). Kebayang ndak pusingnya liat itu line? Walaupun setelah dijalani {tsaaah bahasanya loh} ndak seribet kelihatannya (apalagi ada bantuan dari app yang di hape dan petunjuk arah yang bertebaran dimana-mana), tapi ternyata aku tetap beberapa kali ngelakuin kesalahan naik subway; mulai dari salah ngambil jalur line (harusnya ke arah Soyosan tapi malah ke Incheon, dan harusnya ke arah Seoul station tapi malah ke Dongdaemun), salah turun (kelewat gegara pas di stasiun tujuan ni mata malah fokus ke app Metroid, bukan dengerin suara penerangan yang menginfokan bahwa ini stasiun yang kutuju), dan 1 menit ketinggalan kereta KTX!

Hah? Gimana ceritanya tuh ketinggalan KTX? Setelah usai acara seminar, beberapa panitia yang masih ada di tempat berniat baik mengantar aku ke arah Seoul station. Ada Mutiara, Mata, Yodha, Anshori, Mujiya, dan Wildand. Berhubung udah laper kami pengen makan bareng sebelum aku berangkat. Namun karena salah ambil jalur subway dan harus putar balik ke arah Seoul station sehingga kami baru sampe di Seoul station jam 18:52 (padahal keretaku jam 19:00), jadinya acara makan dibatalkan. Sambil berlari terbirit aku langsung ambil tempat tiket di dalam tas. Pas kubuka, ternyata keretaku tuh jam 19:30. Jedar! Baru keinget deh kalo aku emang awalnya mau beli tiket yang jam 7 malam, tapi aku belinya yang jam 7.30 karena khawatir waktunya terlalu mepet. Eaaa, oke itu tadi kecerobohan pertama: ndak ngecek lagi jam di tiket yang udah dibeli. Catet ya sodara-sodara!

Ikan bakar :9

Ikan bakar :9

Akhirnya karena masih ada waktu setengah jam, kami makan bareng di foodcourt yang ada di lantai atas Seoul station. Aku pesan ikan bakar yang katanya enak. Nah ternyata saking enaknya makan ikan bakar dan ter-influence kata-kata seseorang {temanku di Busan yang tidak bisa disebut namanya} yang bilang “Kalo kereta dari Busan itu selalu on-time, kalo yang dari Seoul yang kadang terlambat”, aku jadi santai dan agak-agak mlete gitu deh. Kupikir, ndak mungkin lah aku ketinggalan kereta. Begitu kami selesai makan  jam 19:23, kami lari turun ke dalam stasiun. Pas kami sampe di eskalator terakhir, keretaku ternyata mulai jalan. Wih dag dig dug deh! Yodha ngobrol sama ibu petugas stasiun {pake bahasa Korea, nyerah deh aku di bagian ini}, trus kata ibu itu aku bisa nuker jam keberangkatan tapi kena biaya 15% dari harga normal. Sempat “yaaah” kataku dalam hati tapi yasudahlah kan udah terjadi, salahku sendiri juga. Kami lalu menuju loket untuk membeli tiket baru. Ibu loket melihat kartu KR PASS-ku, lalu menanyakan jam keberangkatan yang kuinginkan, kupilih jam 19:50 karena itu jadwal KTX yang terdekat. Qadarallah, ternyata ndak kena charge 15% seperti kata ibu yang di dalam stasiun tadi. Mungkin karena masa berlaku tiketku 3 hari jadi ndak ada biaya 15%. Alhamdulillah, akhirnya ndak perlu ngeluarin duit lagi. Padahal sebelumnya tadi sempat ke-jleb juga sih pas Yodha bilang, “Gpp mbak, insyaAllah ntar ada ganti. Yodha dulu pernah ketinggalan pesawat, jadi harus bayar 2juta deh.”

Antrilah di loket~

Antrilah di loket~

Yap, pelajaran memang kadang harus dibayar dengan mahal. Sebisa mungkin sih kita belajar dari pengalaman orang lain, tidak perlu mengalaminya sendiri. Jadi, kalo bisa jangan ada dari pembaca curhat tulisan ini yang ketinggalan kereta berkat kepedeannya percaya akan berita yang belum tentu benar. Kalaupun sudah kejadian, yaudah diterima dengan hati lapang. Aku ngomong gini bukannya udah bijak yah, i knew that theory is harder than reality, yang penting itu mengambil hikmah dari setiap kejadian. Begitu kata the real wise man {wise man beneran, bukan yang ece-ece nan ecek-ecek kayak aku} yang pernah aku dengar ^^

Maafkan yah kalo paragraf di atas ndak nyambung sama jalan cerita tulisan ini. Oke yuk balik ke tentang Seoul lagi. Seoul beda banget dibanding Busan {nelly yang udik ini lebih mencintai Busan, of course :p}. Salah satunya selama di Busan orang yang melihat aku berkerudung tidak se-melotot dan se-memperhatian orang-orang yang kutemui di Seoul 2 hari kemarin; entahlah mereka liat aku dari atas sampe bawah dengan pandangan menyelidik gitu karena berasa ngeliat wanita cantik pake kerudung atau karena sebab lain, hehe. But i really love and enjoy this trip, ketemu banyak orang baru dan banyak dapat ilmu baru. Alhamdulillah ‘alaa kulli hal, thanks to Allah for any circumstances.


3 responses to ““Lost” in Seoul

  1. […] Kabar dari Kami di Korea ^^v “Lost” in Seoul » Apr […]

  2. […] side story juga sih (bisa dibaca di sini) yang membuat saya harus mengganti jam kepulangan saya ke Busan dari Seoul. Singkatnya, kereta saya […]

Leave a reply to Join ‘The Coffee Table Discussion’ Episode 6 | i love my life Cancel reply